Bab 82 Dia yang Bilang Kepada Orang Lain
"Aku nggak mau! Kamu harus tinggal bersamaku!" Janna manyun dan hendak mengeluh.
Tatapan Sigit tiba-tiba jatuh pada pipi Kirana.
"Kirana, wajahmu ... "
Diingatkan olehnya, pandangan Janna pun ikut beralih, dan dia langsung melotot!
"Astaga! Kenapa ini? Jangan-jangan Tante pukul kamu lagi?!"
"Nggak, nggak, kali ini benar-benar aku yang terbentur sendiri." Kirana agak malu menutup luka itu dengan tangan, jelas tidak ingin membicarakannya.
Janna baru saja hendak mengatakan Kirana berbohong, tetapi Sigit dari belakang menariknya, memberi isyarat dengan mata agar dia tidak melanjutkan.
"Ayo, biar aku bantu bawa barangmu ke atas. Janna bilang ini juga bisa dihitung sebagai perayaan pindah rumah. Aku traktir kalian makan enak."
"Yey! Tetap saja sepupuku yang paling dermawan! Ayo, Kirana, kita naik!"
Kirana mengangguk, mengikuti mereka dari belakang.
Secara refleks, dia mengeluarkan ponsel dan melihat WhatsApp.
Masih tidak ada kabar apa pun dari Yansen, tidak ada pesan, tidak ada telepon, juga

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link