Bab 459
Jadi Siena tidak mengerti kenapa ibunya tiba-tiba menangis.
Saat tidak mendengar jawaban, Siena menarik ujung pakaian Febriani, lalu menatap Orlin yang berdiri di samping dengan hati-hati. Bola mata hitamnya menatap Orlin dengan tatapan ingin tahu.
Hanya saja, tidak terdapat tatapan takut atau curiga.
Kakak ini sangat baik hati, dia tidak akan menindas ibunya.
Dia sudah memiliki pemahaman ini sejak Orlin berinisiatif berbicara dengannya.
Kakak ini berbicara dengan lembut, sama seperti ibunya.
Siena semakin tidak mengerti kenapa ibunya menangis.
Febriani memerhatikan tindakan Siena, lalu membungkuk untuk berkata padanya, "Siena, untuk sementara kita akan tinggal di rumah Bu Orlin. Kamu harus bersikap dengan sopan saat bertemu dengan Bu Orlin, kamu harus memanggilnya Kak Orlin. Apakah kamu paham?"
Siena mengangguk dengan patuh, lalu berkata dengan suara yang lembut, "Selamat pagi, Kak Orlin."
Sebenarnya Febriani sudah mengajarkan hal ini padanya kemarin malam.
Siena tidak merasa begitu m

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link