Bab 478
Febriani mengambil kunci dan pergi membuka pintu bersama Siena.
Orlin dan Daniel diam di belakang.
"Apakah capek mengajar hari ini?" tanya Daniel dengan santai. Melihat Orlin sedang memegang tas, Daniel pun ingin meraihnya.
Gerakan Daniel begitu natural sehingga saat Orlin tersadar, tasnya sudah ada di tangan Daniel.
Timbul riak di dalam hati Orlin.
Orlin selalu merasa bahwa suasana antara dirinya dan Daniel agak aneh.
"Masih oke." Orlin menyibak rambutnya ke belakang telinga. Orlin mengusir membuang pikiran yang ada di kepalanya dan tidak memikirkannya lagi. Sambil tersenyum, Orlin melirik Daniel sekilas. "Terima kasih untuk rantai saljunya. Aku lupa. Nggak nyangka kamu begitu teliti."
Segala sesuatu begitu terburu-buru kemarin sehingga Orlin bahkan melupakan hal itu.
Orlin mungkin tidak akan ingat jika tidak melihat roda bannya terbungkus rantai salju pagi ini.
"Oh, itu sekalian." Daniel mengusap belakang tengkuknya dan menyembunyikan senyum tipis di bibirnya. "Yang penting itu bergu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link