Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 82

Lampu kamar sudah dimatikan, sehingga Sheila tidak bisa melihat ekspresi Sandy. Sandy juga tidak lagi mencium lehernya, melainkan bertanya dengan kebingungan, "Lalu, kita harus bagaimana?" Dari nada suaranya yang gugup, menurut Sheila, pria itu ketakutan. Jika menyangkut kesehatan tubuh, wajar saja manusia merasa takut. Dia menepuk tangan Sandy yang melingkar di pinggangnya, lalu berkata dengan lembut, "Nggak apa-apa. Pak Ferdi, ayahnya, dan kakeknya sudah punya resep penawar. Kalau ada waktu, pergilah ke Klinik Herbal Sentosa untuk diperiksa nadi, minum sedikit obat herbal, lalu kamu akan baik-baik saja." "Aku nggak mau." Sandy menolak, "Obat herbal terlalu pahit, nggak enak." Seorang pria dewasa takut minum obat herbal, bukankah hidup ini lebih pahit daripada obat itu? "Makan yang manis-manis, jadi nggak akan terasa pahit." "Apa nggak ada cara lain? Karena ini obat semacam itu, apa kita harus melakukannya beberapa kali lagi? Saat itu juga cukup sekali, 'kan?" "Uhuk, uhuk ... " Sheila

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.