Bab 11
Langkah Raina terhenti, dan perlahan dia mengangkat pandangannya.
Begitu melihat siapa yang datang, mata yang dulu selalu dipenuhi kelembutan dan rasa malu itu kini hanya menyisakan dingin yang datar dan tak berperasaan.
Seolah tak mendengar satu pun kata yang Juan ucapkan, bahkan tak menoleh pada buket mawar mencolok di tangannya, pandangan Raina menembus dirinya begitu saja, lalu dia melangkah pergi tanpa sedikit pun berhenti.
Juan tertegun sejenak, lalu buru-buru menghadang di depannya. "Raina? Aku lagi ngomong sama kamu! Aku tahu kamu marah. Kamu boleh pukul aku, boleh maki aku, asal jangan diam saja, ya?"
Raina akhirnya berhenti dan menatap Juan dengan tatapan dingin dan datar, seolah sedang menatap batu yang tak bernyawa. Tanpa emosi, tanpa amarah, tanpa satu pun gelombang perasaan. Yang tersisa hanyalah jarak dan penolakan yang mutlak.
Dia menghindar dari sisi Juan dan berjalan terus, tanpa menoleh sedikit pun.
Juan berdiri terpaku di tempat dan masih memegang buket bunga di tan

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link