Bab 28
Kap mesinnya terangkat.
Masih mengeluarkan asap.
Sepertinya cukup parah.
Wanda juga mendekat dan melirik. Dia melihat betapa parahnya kondisi itu. Dia pun merasa bersalah.
"Kak, maaf. Aku nggak sengaja. Berapa pun biayanya aku akan bayar. Jangan masukkan aku ke penjara."
Yansen menatap Wanda.
Gadis itu terlihat seperti seleranya.
Dia tersenyum, "Apa kamu temannya Sheila?"
Wanda mengangguk, "Teman dekat sekaligus teman sekamar."
Yansen mengangkat alis, "Kalau begitu, karena kita semua teman, gimana kalau kita bahas secara kekeluargaan?" Sambil berkata, dia memberi isyarat kepada Sheila untuk keluar.
Sheila tahu apa yang ada di pikiran Yansen. Dia tidak mungkin membiarkan temannya masuk dalam jebakan ini.
Namun, sebelum dia sempat berbicara, Wanda dengan lembut berbisik di telinganya, "Sheila, kakakmu sangat tampan. Dia seleraku."
Sheila terdiam.
Baik.
Sepertinya kekhawatirannya berlebihan.
Daripada menjadi pengganggu, lebih baik dis pulang ke asrama untuk tidur.
Sheila berdiri, "Kalau b

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link