Bab 349 Tak Ada yang Bisa Kabur
Leonard memandang Jonathan dan Jane dari atas ke bawah, ekspresinya dingin. "Kalian ini ... sedang ingin melarikan diri?" tanyanya dengan nada mengejek.
"Jangan menghalangi kami, Leonard," jawab Jonathan, suaranya rendah namun tegas. Wajahnya tampak pucat karena kehilangan darah, meski lukanya tidak mematikan. Namun. jika terus begini, keadaannya akan semakin buruk.
Terlebih dari itu, yang paling membuatnya khawatir adalah kondisi Jane.
Saat dia dibawa ke atas dan pertama kali melihat Jane, hatinya langsung hancur.
Kepala adiknya terluka parah, darah di pahanya sudah mengering, dan pergelangan serta jarinya penuh luka.
Luka-lukanya sendiri tidak dia peduli sama sekali. Yang menyakitkan baginya adalah melihat penderitaan adiknya.
"Pak Jonathan, ini adalah vila Miranda," kata Leonard dingin, tanpa sedikit pun emosi di matanya. "Kalian menerobos masuk ke rumah orang lain, berlumuran darah, dan sekarang mau pergi begitu saja? Apa menurut kalian itu pantas?"
Tiba-tiba, dari dalam vila terde

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link