Bab 88
"Ayah!" Riska terkejut, segera menyibak selimut dan turun dari tempat tidur. Dia berjalan menghampiri Rania, lalu berdiri di depannya untuk melindunginya. "Rania melakukan ini semua untukku! Kalau Ayah mau memukul, pukul saja aku!"
Rania menutupi pipinya yang baru saja ditampar. Dia menggigit bibir, tak berani bersuara.
Wisam menatap mereka dengan penuh amarah. "Memalukan! Kalian berdua sudah mencoreng nama baik Keluarga Silva!"
Setelah berkata demikian, dia berpaling dan pergi dengan penuh amarah.
Fairuz menatap kedua putrinya, tetapi akhirnya tidak berkata apa-apa dan mengikuti Wisam pergi.
"Wuaaa, Kakak!" Rania langsung memeluk Riska dan menangis tersedu-sedu.
Riska juga merasa sedih. Dia menepuk lembut punggung adiknya untuk menenangkannya. "Maaf, Rania. Semua ini salah Kakak, sampai kamu harus menderita begini."
Sambil terisak, Rania menjawab, "Kak, jangan bilang begitu. Asal Kakak bisa bersama Kak Eric, aku rela melakukan apa saja."
Riska tak menjawab. Dia memeluk adiknya erat, m

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link