Bab 114 Serangkaian Peristiwa Malang
Air mata berlinang di matanya, tapi Tiffany berusaha untuk menahannya. “Hmm, aku tahu kalau Sasha ini akan sama saja sepertiku, kami bukanlah apa-apa selain batu loncatan untukmu. Bukannya marah, aku malah harusnya merasa kasihan padanya. Tatapanmu sangat dingin sedingin angin musim dingin. Itulah caramu menatapku sejak awal, aku hanya terlalu menuruti fantasiku sendiri. Kau tidak perlu mengganti uang apapun. Karena aku lah yang mau membayarnya, aku tidak punya hak untuk memintanya kembali. Terima kasih karena sudah mengajarkanku sebuah pelajaran, terima kasih karena telah memberikanku pukulan keras saat duniaku sedang runtuh. Kau benar-benar membuatku jijik!”
Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi. Lalu air matanya mengalir di pipinya.
Dia sudah memahami semuanya saat Ethan keluar dari kamar mandi. Hal pertama yang dia khawatirkan adalah bukan keadaannya yang basah kuyup karena kehujanan, tapi rahasia yang dia miliki di ponselnya. Kekecewaan ini terlalu dalam hingga dia tida

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link