Bab 239
Diana mengentakkan kakinya beberapa kali sambil memohon agar Walace membelanya.
Walace hanya melirik Giany yang sedang membungkuk untuk memunguti dokumen di bawah sedikit demi sedikit, hatinya terasa sesak.
"Giany."
Saat ini Giany sudah berdiri, dokumen masih berada di tangannya, senyuman sopan segera muncul di wajahnya.
"Aku tahu, minta maaf pada Nona Diana, 'kan?"
Giany membungkuk sambil berkata, "Nona Diana, aku minta maaf, tapi Pak Rumi masih menungguku, jadi aku nggak akan mengobrol denganmu lagi."
Setelah mengatakan itu, Diana pergi tanpa melihat ke arah Walace.
Ketika melihatnya seperti ini, Diana sangat marah hingga hampir berteriak.
"Paman, lihatlah dia sama sekali nggak menganggapmu serius, pecat saja dia. Siapa pun bisa melakukan pekerjaan ini. Dia hanya pekerja rendahan saja."
"Diana."
Nada bicara Walace tiba-tiba menjadi serius.
Hati Diana bergetar, dirinya sudah mengatakan sesuatu yang salah lalu dengan cepat meminta maaf, "Maaf, aku salah bicara. Paman, jangan marah."
Wa

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link