Bab 88 Kalau Kalah, Ngambek
Beberapa putaran permainan berlalu, suasana di dalam ruang pribadi akhirnya mulai mencair.
Hanya saja, Nathan terus-menerus kalah, dan merasa kehilangan muka.
Dia melempar kartu di tangannya dan mengeluh dengan kesal, "Kak Ivan, Kak Clara, kalian keterlaluan, ini namanya main curang!"
Ivan mengangkat pandangannya, menatapnya dengan dingin, lalu menanggapi dengan datar, "Dia 'kan istriku. Membantu dia itu wajar, 'kan?"
"Benar." Yudhis ikut menimpali, "Om Nathan, kalau sudah tahu kurang jago, terima saja dengan lapang dada."
Jiro menyunggingkan senyum, lalu menggoda. "Setiap kali kalah, langsung mau ngambek. Itu memang gayamu."
"Aku ... "
Dipojokkan bertubi-tubi, Nathan mendongkol, tetapi tidak menemukan satu pun argumen untuk membalas. Dia hanya bisa melotot kesal.
Saat itu, Clara tersenyum lembut dan menyela pada waktu yang tepat. "Putaran berikutnya, aku main sendiri, tanpa bantuan."
Ivan meliriknya, agak terkejut. "Kamu sudah bisa?"
"Hmm, kurang lebih sudah mengerti."
Mendengar itu,

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link