Bab 157
Dokter Ari tampak serius, tetapi begitu bicara, nada suaranya ramah dan menenangkan. Profesionalismenya yang luar biasa berhasil meredakan banyak kekhawatiran Myria. Sebelum pergi, dia tidak tahan untuk bertanya.
"Kamu dan Yavin kenal dari mana?"
Dokter Melvin yang berdiri di belakang Ari juga melirik Myria dengan rasa ingin tahu.
Myria terdiam.
Kemudian, dia hanya menjawab dua kata, "Teman sekolah."
"Yavin itu, kelihatannya susah didekati, tapi hatinya baik."
Myria merasa, saat Dokter Ari mengatakan itu, nadanya mirip seperti bapak tua di pojok taman di Kota Sikari yang sedang menjodohkan orang.
Yavin bukan hanya terlihat dingin.
Di balik sikapnya yang acuh tak acuh, dia memang sulit didekati.
Keesokan paginya, saat hari operasi tiba.
Fia tampak takut, menggenggam tangan Myria erat-erat.
Myria pun takut.
Dia sudah mempelajari prosedur operasi ini, dan kemarin sore telah berdiskusi panjang dengan Dokter Ari. Sebelumnya, dia sangat berharap bisa segera mendapatkan jadwal dengan dokter s

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link