Bab 15
Weni menanyai namanya.
"Rani Citara," jawabnya.
Begitu mendengar nama itu, ekspresi wajah Weni berubah aneh.
Dia menatap wajah Rani lama sekali.
Ada sedikit rasa jijik dan meremehkan yang tidak disembunyikan.
"Hanya satu video. Siapa yang lihat anak saya mencuri uang? Di video itu ada nggak? Putriku cuma menggeledah laci meja Rani. Siapa yang bisa buktikan dia sedang mencuri? Bisa saja, dia sedang cari tisu atau pembalut."
Memang, video pertama hanya menunjukkan Tiana memasukkan tangan ke laci meja Rani, dan tidak merekam dia mencuri uang.
Tiana langsung berkata dengan mata berkaca-kaca, "Bu Guru, Ibu, aku lagi menstruasi. Aku tahu di tas Rani ada pembalut. Aku cuma mau ambil itu."
"Maaf ya, Rani, aku buka tasmu tanpa izin dulu. Kamu jangan marah. Tapi aku nggak ambil uang itu. Aku nggak kekurangan 18 juta. Kita kan sahabat, mana mungkin aku melakukan hal seperti itu."
Weni mendengus dingin dan berkata, "Bu Guru, semuanya sudah jelas. Aku tahu Rani nilainya bagus, dan Ibu ingin meringa

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link