Bab 43
Seperti yang Myria duga, detik berikutnya, Intan dan Yavin duduk tepat di sebelah Myria.
Kepala Myria yang semula terasa berat dan berdenyut mendadak menjadi jernih.
Dia menundukkan kepala, menyembunyikan dagunya ke dalam tudung jaket, lalu memalingkan wajah ke arah lain.
Di tengah udara yang pengap dan tidak nyaman, aroma dingin dari tubuh Yavin seperti benang tidak kasat mata yang perlahan-lahan menjerat sarafnya.
Hidungnya tersumbat, tenggorokannya sakit, tetapi entah mengapa dia bisa mencium aroma tubuh pria itu.
Seolah tubuhnya terlalu peka terhadap segala hal yang berkaitan dengan Yavin.
Myria menatap botol infus di atas, berharap dalam hati. Cepatlah selesai. Cepatlah.
Namun, botolnya baru saja diganti. Karena kepalanya sakit, kali ini yang dimasukkan adalah manitol, jadi tetesannya lambat.
Yavin menunduk melihat ponselnya.
Pesan dari ibunya masuk, menanyakan kondisi Intan.
Pagi tadi, Intan dan ibunya, Astri, datang menjenguk Bu Ratna yang sedang beristirahat di rumah karena flu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link