Bab 60
Bryan mendengar suara Myria dan langsung melompat-lompat, berusaha merebut ponsel dari tangan Yavin.
Yavin hanya tersenyum tipis, mata hitamnya yang panjang menyipit dengan sedikit gurauan.
"Bryan, sudah bersih belum pantatnya? Biar Paman cek."
Bryan mengepalkan tinjunya.
"Paman!"
Jika wajah Bryan bisa digambarkan dengan warna, maka warnanya adalah merah hati seperti tomat matang. Si biang keladi yang membuatnya tampak seperti itu tetap tersenyum santai. Bryan, dengan wajah merah karena malu, langsung menyelinap ke dalam selimut dan memeluk dirinya sendiri.
Dia kesal pada pamannya. Padahal sejak kecil, neneknya selalu bilang kalau dia nanti akan tumbuh setampan pamannya. Namun, sekarang, pamannya malah mempermalukannya di depan perempuan yang dia suka.
Harga dirinya sebagai laki-laki hancur seketika.
Dia memutuskan, hari ini, dia tidak akan bicara dengan pamannya.
Yavin menatap "kepompong" di atas ranjang, mengusap keningnya, lalu menunduk melihat ponsel.
Tatapan mereka bertemu perlaha

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link