Bab 168
Junia tertegun, tidak bisa berkata-kata, hanya bisa menatap Lucio dengan sedih.
"Lucio ...."
Lucio mengangguk di antara alisnya, wajahnya cemberut lalu berkata padanya, "Bawa dia keluar."
Junia membuka mulutnya dengan tampak kesal.
Namun, melihat Lucio tidak berniat membelanya, aku hanya bisa membawa Kevin pergi.
Pintu kantor tertutup, aku mengulurkan tangan untuk meraih kenop pintu, tapi Lucio sudah mendorong panel pintu dan menguncinya.
"Apa yang kamu lakukan?"
Aku berbalik untuk menepuk bahunya, mataku berkobar karena marah.
"Lucio, kamu bersekongkol dengannya! Kamu sudah berusaha melindunginya dari awal! Kamu nggak percaya padaku, 'kan?"
Aku histeris, benar-benar kehilangan akal.
Lucio mengangkat bahu, lalu menarikku ke dalam pelukannya untuk memelukku erat-erat. Setelah beberapa saat, Lucio berkata, "Aku nggak meragukanmu, hanya saja ...."
Lucio terdiam, menungguku tenang lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Sebenarnya nggak ada apa-apa antara Junia dan aku."
Dia tampak lelah den

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link