Bab 79
Pisau!
Seketika, Kezia merasa sesak napas.
Dia berusaha untuk menstabilkan pernapasannya dan menatap Joseph dengan kecewa.
"Hanya demi sedikit warisan itu, kamu ingin membunuhku?"
Melihat dia akan menangis, Noah menyilangkan tangannya dengan puas sambil melirik putranya.
"Kerja bagus."
Kemudian, ekspresi Noah berubah tegas. Dia menatap Kezia dengan kesal.
"Anak durhaka! Kalau hari ini kamu nggak menyerahkan warisan ibumu, jangan salahkan kami kasar."
Tidak ada sedikit pun ketidaktegaan di balik mata ayahnya, melainkan hanya dipenuhi dengan keserakahan dan kebencian terhadapnya.
Kezia kembali tertawa.
Dia menatap Raina dengan penasaran.
"Bagaimana kalau kita melakukan tes DNA? Aku merasa aku bukan anak kandung Keluarga Hartono, kamulah anak kandungnya."
"Nggak boleh!" kata Raina dengan panik.
Suatu cahaya cerdik melintas di mata Kezia, dia kembali menghela napas.
Dia menundukkan kepalanya sambil berkata dengan suara berat, "Kalau aku nggak menyerahkan warisan, hari ini kalian akan membu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link