Bab 383
Ophelia melihat pria botak itu pada pandangan pertama, dia langsung yakin bahwa Botak adalah penembak jitu yang menatapnya dari balkon lantai tujuh.
"Siapa yang mengirimmu?"
Ophelia duduk di ranjang rumah sakit, wajahnya agak pucat karena kehilangan banyak darah, yang justru makin menyorotkan matanya yang terang dan gelap, seperti ada nyala api yang membara di dalamnya.
Si Botak yang kini jatuh terpuruk ke kondisi ini sudah tahu nasib apa yang menantinya.
Bagaimanapun, dia akan mati, jadi dia memilih untuk bungkam.
Si Bota memalingkan wajahnya sambil tersenyum sinis, "Mau bunuh atau potong, lakukan saja. Aku sudah bertahun-tahun hidup di jalan ini, kalau takut mati, aku nggak akan memilih pekerjaan ini!"
Ophelia turun dari ranjang, melangkah perlahan ke hadapan si Botak, membungkuk, dan tangan yang masih terbalut perban mencengkeram dagu si Botak, dengan sekali entak terdengar suara "krak-krak".
Dagu si Botak terlepas dari engselnya.
Ophelia membalik telapak tangannya, menjatuhkan pil

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link