Bab 446 Ingin membuat Elisa Tidak Bisa Bertahan di Keluarga Suherman
Di dekat gedung.
Ada sebuah toko roti di luar sana.
Elisa membawa sekantong besar roti. Dia menundukkan kepala dan menatap gelandangan yang ekspresif itu. "Makanlah."
"Aku ...aku nggak bisa makan, hik!" Gelandangan itu membungkuk dan menyandarkan tubuhnya ke dinding. Roti di mulutnya membuatnya tercekik dan terus bersendawa. Dia tidak tahu apa yang sudah dilakukan gadis kecil di depannya ini kepadanya.
Gelandangan itu terus tertawa tanpa henti. "Hahaha, aku bilang, aku, hik!"
"Sekarang, aku nggak ingin mendengarnya lagi." Elisa bahkan kembali menyuapkan sepotong roti kepadanya. "Makan itu penting. Nggak baik kalau sampai kelaparan."
Gelandangan itu sudah merasa ingin mati. "Aku, hik! Aku salah! Gadis kecil, aku … "
Baru pada saat itulah, Elisa mengulurkan tangannya dan mencabut jarum-jarum di tubuh gelandangan itu.
Gelandangan itu ambruk di pojokan. Napasnya tersengal-sengal dan keringat dingin mengucur di tubuhnya.
Suara Elisa terdengar tenang. "Aku bukan orang yang sabar. Jangan bert

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link