Bab 559 Pemaksaan Moral?
Kakak ikut campur.
"Jangan bicarakan dulu soal usia. Hanya dari satu hal saja. Lamar itu orang Peros, 'kan? Kudengar dia juga seorang bangsawan di sana."
Ini artinya, mereka tidak percaya pada Elisa.
Melihat hal tersebut, Widya pun tidak bisa menahan tawanya. "Kak Luna, kalau kamu ingin berbohong karena nggak sanggup menghadapi kenyataan, seenggaknya buatlah kebohongan yang masuk akal. Lamar memang misterius. Tapi, siapa yang nggak tahu kalau dia itu lahir di Peros? Pakaian yang dia buat selalu punya sentuhan budaya asing. Kalau kamu ingin berpura-pura menjadi dia, seenggaknya kamu harus punya sedikit kemiripan!"
Elisa menjawabnya dengan tenang, "Apa kamu pernah bertemu Lamar, atau mendengarnya mengatakan sendiri kalau dia itu orang Peros?"
"Aku … " Widya terdiam. Mulutnya terkatup.
Elisa tersenyum tipis, dengan sedikit kelicikan di sana. "Kamu nggak pernah bertemu dengannya, juga nggak pernah mendengarnya langsung. Semua orang di sini hanya mendengar desas-desus. Aku mendesain pakaian

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link