Bab 402
Wajah tampan Hendry yang biasanya tenang dan angkuh kini tak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia hanya menjawab datar, "Belum."
Lisa langsung menyambar, nadanya mendesak, "Pak Hendry, tolong dipercepat. Penyakit Debby nggak bisa ditunda terus."
Fendi ikut menambahkan, "Benar, Pak Hendry. Kali ini Debby masih bisa diselamatkan, tapi kalau kejadian lagi dan tak tertolong, bagaimana nasib anak kami?"
"Aku tahu harus bagaimana," ucap Hendry singkat.
Tiba-tiba, ponselnya berbunyi lagi. Nada dering lembut memecah ketegangan.
Hendry mengambil ponsel dan berkata pelan, "Aku keluar sebentar, mau angkat telepon."
Dia pun melangkah keluar, meninggalkan ruangan.
Debby memandangi punggung Hendry yang semakin menjauh, pikirannya menerawang jauh.
Beberapa saat kemudian, Bu Intan masuk ke kamar membawa map di tangan. "Bu Debby, semua prosedur rawat inap sudah selesai. Sekarang Anda bisa istirahat dengan tenang."
Begitu selesai bicara, Bu Intan hendak pergi.
Namun Debby memanggilnya, "Tunggu sebentar, Bu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link