Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 116

Saat ini sepasang mata yang selalu begitu lembut penuh dengan kekhawatiran dan iba. Tenggorokan Merry seolah tersumbat sesuatu, terasa asam dan pahit. "Kak Dean." "Maaf, aku lupa kamu akan keluar dari rumah sakit dalam dua hari." Dean membantu Merry berdiri dengan wajah menyesal. "Merry, maaf aku terlambat." "Nggak." Suara Merry serak, "Aku nggak bilang karena nggak mau merepotkanmu." Dean melirik luka di dahi wanita itu dan berbisik, "Dahimu terluka, ayo kembali ke rumah sakit untuk diperiksa." "Nggak perlu." Merry menyeka darah di dahinya, "Ini cuma luka kecil di kulit. Cukup diperban saja." "Nggak boleh." Dean jarang sekali terlihat serius, "Harus diperiksa ulang di rumah sakit." Namun melihat Dean begitu ngotot, akhirnya Merry yang terus menolak pun setuju. "Oke." Dean membantu Merry berdiri dan hendak berjalan ke rumah sakit. Saat ini seseorang mencengkeram pergelangan tangan Merry. Wajah Shayne sangat suram dan suaranya dingin. "Pak Dean nggak perlu bawa Merry ke rumah sakit." De

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.