Bab 13
Karena harus menempatkan peti es, suhu ruangan turun hingga di bawah nol. Felix kedinginan sampai memeluk lengannya sendiri, seluruh tubuhnya merinding.
Namun, Mirna, yang hanya mengenakan sebuah gaun tipis, tampaknya tidak merasa dingin sama sekali. Dia hanya duduk diam di seberang peti es, memandangi sosok yang berbaring di dalam, tanpa sepatah kata pun.
Tatapannya penuh duka dan kelembutan yang tidak bisa diurai.
"Mirna, kejadian seperti ini adalah musibah, nggak ada yang menginginkannya. Tapi, kamu harus bangkit. Kamu bisa masuk angin, kamu juga akan membuat orang-orang yang peduli dan mencintaimu khawatir ... seperti aku ... "
Awalnya, Mirna tetap tidak bereaksi. Namun, ketika mendengar kalimat terakhir, dia akhirnya tersenyum.
"Hmm, aku tahu Fabian mencintaiku, dan aku juga mencintainya. Aku cuma sedang menemaninya. Dia nggak akan khawatir. Jadi, jangan ganggu kami."
Felix tertegun sejenak, lalu berlutut di samping Mirna dan mencoba memeluknya.
"Mirna, jangan sakiti aku lagi, ya?

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link