Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 2

"Karena Felix sudah kembali, kalian jadian lagi saja." "Ya, kami berdua orang tua juga sudah setuju. Kalian berciuman, anggap saja sudah balikan seperti dulu." Pak Harlan dan Bu Hilda mengusulkan dengan bersemangat. Suasana di dalam rumah itu begitu hangat dan akrab. Namun, hanya beberapa langkah dari mereka, hati Fabian sudah terasa dingin membeku. Wajah Mirna dan Felix makin mendekat, Fabian tidak sanggup lagi melihat, dan berlari pergi sambil membohongi dirinya sendiri. Baru ketika malam sudah larut, dia memberanikan diri pulang, berniat menanyakan pada Mirna bagaimana wanita itu akan menangani cinta segitiga ini. Siapa sangka, wanita itu malah tidak pulang. Di hari pertama Felix kembali ke tanah air, dia sudah tidak sabar untuk menginap di luar semalaman. Keesokan harinya, saat Fabian datang ke kantor, dia melihat Mirna menggandeng tangan Felix masuk. "Felix Kusuma adalah artis baru yang baru saja dikontrak perusahaan kita, dan akan jadi fokus utama pembinaan kita ke depannya. Mohon semua lebih memperhatikannya." Felix tersenyum menyeringai pada Fabian. "Lama nggak jumpa, adik kesayanganku. Terima kasih sudah menjaga Ayah dan Ibu selama aku nggak ada. Terutama, terima kasih sudah menjaga Mirna untukku. Kalau bukan karena kamu, aku nggak berani bayangkan betapa sedihnya dia hidup tanpa aku." Ucapan itu terdengar biasa saja, tetapi penuh dengan sindiran. Nyaris secara terang-terangan menyatakan bahwa Fabian hanyalah pengganti dirinya. Semua karyawan terkejut dan menunggu reaksi dari Mirna. Namun, Mirna tidak membantah. "Kak Felix, kamu benar juga. Kalian berdua memang mirip, bisa tabrakan persona. Mulai sekarang, Fabian ganti gaya saja. Mau gaya seksi, anak muda imut-imut, atau bahkan gila-gilaan juga nggak apa. Pokoknya jangan mirip Kak Felix." Perlakuan berbeda secara terang-terangan seperti itu membuat semua orang paham akan sikapnya. Dan hal itu membuat hati Fabian makin membeku. Sejak saat itu, Felix yang dimanjakan terus merebut sumber daya Fabian, mulai dari klan, acara ragam, peran drama ... Fabian pernah melawan, tetapi Mirna malah menuduhnya egois, dan akhirnya memutuskan untuk memberikan semuanya kepada Felix. Felix bahkan sudah punya asisten dan manajer sendiri, tetapi dia tetap merebut milik Fabian. Mirna langsung berkata tanpa berpikir panjang, "Kak Felix masih baru di industri ini. Makin bagus kalau makin banyak yang bantu. Sedangkan Fabian juga lagi nganggur sekarang, buang-buang SDM saja." Setelah lima tahun di industri, Fabian sudah punya cukup banyak penggemar, tetapi Mirna menyuruh bagian humas menyebarkan kabar bahwa dia sakit dan butuh istirahat agar para penggemar tidak bertanya-tanya. ... Suara sepatu hak tinggi dari belakang membuyarkan lamunan Fabian. "Fabian, kamu tahu nggak, peran ini sangat berarti buat Kak Felix? Kamu sebagai keluarganya, bukannya ikut senang, malah sembunyi di sini pasang wajah masam. Mau kasih lihat ke siapa?" Fabian hanya merasa semuanya sangat ironis. Ternyata, orang yang tidak dicintai bahkan tidak punya hak untuk merasa sedih. Dia berkata dengan tenang, "Aku nggak pasang wajah masam. Jelas-jelas aku yang lolos casting, tapi kamu ganti dengan orang lain hanya karena suntikan dana. Wajar saja aku kecewa." Mendengar itu, wajah Mirna sempat menunjukkan sedikit rasa bersalah, lalu Felix berjalan mendekat. "Jadi, di matamu, aku ini cuma orang luar? Pasti aku ada salahnya, makanya kamu nggak suka sama aku ... " Felix menggigit bibir dan tampak sangat sedih, membuat Mirna merasa sangat iba. Dia lalu berbalik menghadapi Fabian dan kembali bersikap galak. "Fabian, kamu bahkan tega menyakiti kakak kandungmu sendiri, benar-benar dingin dan egois. Kalau kamu memang nggak tulus mengucapkan selamat, kamu nggak kami sambut di sini. Sekarang juga pulang dan introspeksi diri!" Sama seperti dulu-dulu, begitu Felix bicara beberapa patah kata, Mirna langsung kehilangan akal. Dia mengusir Fabian di hadapan semua tamu tanpa mempertimbangkan bagaimana malunya Fabian. Namun, Fabian kali ini tidak seperti dulu yang akan merasa sakit hati dan kehilangan kendali. Dia hanya berbalik badan dengan tenang dan meninggalkan ruang pesta. Melihat sikapnya yang tidak biasa, Mirna sempat tertegun dan merasa ada yang tidak beres. "Mirna, temani aku bersulang dengan sutradara." Felix menyentuh lengannya sambil tersenyum. "Oke." Mirna menekan rasa tidak nyaman dalam hati. Begitu sampai rumah, Fabian melihat trending topic yang sedang heboh di media sosial. #PresdirWanitaMirnaJiwanto&FelixKusumaRomantisBagaikanDrama Dalam tagar itu, ada berbagai rumor tentang mereka saling mencintai, membuat netizen merasa iri dan kenyang melihat keromantisan mereka. Ada pula tagar tentang dirinya. #CintadanKarierFabianKusumaHancur Dulu dia dan Mirna menikah diam-diam, jadi sekarang opini publik nyaris sepenuhnya mencibir dirinya. Mereka mengatakan bahwa dia gagal mengejar cinta lalu dibekukan, bahwa dia ingin jadi perebut kekasih orang. Pencarian panas semacam itu muncul terus menerus, dan Mirna tak pernah sekalipun memberi klarifikasi, membiarkan Fabian terus diseret dalam pusaran pembicaraan. Fabian mematikan layar ponsel, lalu diam-diam mencetak surat cerai. Kalau memang ingin meninggalkan dunia ini, maka semuanya harus diputus dengan bersih. Dia akan mengakhiri pernikahan yang tidak pernah diakui ini, dan bahkan mengurus pencabutan identitas. Setelah dia pergi, di dunia ini tidak akan ada lagi orang bernama Fabian Kusuma. Keesokan paginya, Fabian menelepon lembaga terkait untuk menanyakan soal penghapusan data kependudukan. Begitu tahu bahwa hal itu bisa diajukan melalui situs layanan publik dan prosesnya selesai dalam sebulan, Fabian langsung melakukan pendaftaran. "Bagus juga. Hari penghapusan nanti pas banget dengan hari kepergianku." "Pergi ke mana?" Suara Mirna terdengar dari belakangnya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.