Terus Menangis Dipelukannya
Saking kalutnya, Lisna tak sadar jika saat ini ia sudah berada di depan toko buku milik Zio.
Lisna sangat yakin, jika Zio pasti sedang berada di kantor. Sebenarnya, ia ingin selalu menelepon Zio untuk bercerita agar hatinya bisa tenang.
Entah kenapa, hanya Zio yang ada di pikiranya saat ini. Mereka sudah lama tidak bertemu. Jangankan bertemu, bertukar kabar melalu chat saja tidak.
Lisna benar-benar merindukan sosok Zio yang selalu bisa membuat moodnya yang hancur membaik kembali. Benar-benar ajaib.
"Apa aku masuk saja ya? Tapi, jika tidak ada Om Zio untuk apa?" ujarnya frustasi sambil meletakkan kepalanya bersandar di stir mobil.
Lisna terus melihat ke arah toko buku. Ia ingin sekali ada keajaiban yang terjadi kepadanya. Jika boleh, Lisna ingin sosok Zio ada di hadapannya sekarang.
Walau terdengar mustahil. Namun, Lisna tetap berharap. Siapa tahu Tuhan mengabulkan keinginannya yang mulia ini.
Hinga beberapa menit kemudian. Terdengar suara ketokan seseorang di kaca mobilnya.
Seketika Li

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link