Bab 118 Cantik Sekali
Bagaimanapun, Ardelia tidak punya peluang untuk menang.
Suasana hati Reza membaik. "Bu, ayo temui Vienna!"
Melisa menatap Ardelia dengan rumit dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi Ardelia sudah kembali ke ruangan sebelum menutup pintu.
Akhirnya Melisa menghela napas. Kalau Ardelia benar-benar kalah dan meninggalkan Keluarga Lume, dia akan mempertimbangkan untuk memberinya sejumlah uang agar tidak kesulitan hidup.
Mereka tiba di ruangan Vienna. Sorot mata Melisa melembut begitu melihat Vienna dan gaun-gaun indah yang dikenakan para model. Reza pun segera menceritakan tentang taruhan itu kepada Vienna.
Vienna membelalakkan mata dengan agak terkejut, tetapi terlihat gelisah. "Tapi bagaimana kalau Kakak yang menang? Bu, Kak, aku nggak mau meninggalkan kalian!"
"Tenang saja, Vienna. Dia belum pernah mendesain pakaian, mana mungkin bisa mengalahkanmu?" Reza menatap Vienna dengan penuh kasih sayang, "Kamu yang terbaik, aku nggak akan membiarkanmu kehilangan kepercayaan diri."
Vienna menganggu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link