Bab 145 CEO yang Tidak Bisa Makan Pedas
"Baiklah, selamat malam juga." Ardelia tersenyum tipis dan kembali masuk ke lift.
Setelah masuk, Kenzo segera menuju lemari obat, mengambil obat maag lalu meminumnya. Setelah itu, Kenzo duduk di sofa, bersandar sambil menahan gejolak di perutnya. Kenzo merasa ingin muntah tapi tidak bisa.
Tak lama kemudian, ponsel berdering. Ternyata Chello yang menelepon.
Setelah panggilan video dimulai, di sisi Chello terdapat toko barang mewah. Chello berkata, "Bos, aku sudah memilih beberapa tas yang bagus. Bagaimana menurutmu?"
Setelah selesai berbicara, Chello menyadari ada yang tidak beres dengan ekspresi Kenzo. Meskipun Kenzo tampak tenang, Chello, yang telah bersamanya selama bertahun-tahun, tentu saja memperhatikan kerutan di dahinya dan rona merah di bibirnya. "Bos, ada apa denganmu?"
"Nggak apa-apa. Ayo lihat tasnya," kata Kenzo dengan tenang, raut wajahnya agak muram.
"Apa kamu nggak sengaja makan cabai?" Chello masih khawatir. "Dokter bilang perutmu nggak cocok untuk makanan pedas. Aku ak

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link