Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 144

Felix dengan hati-hati mengusap keringatnya. "Aku hanya merasa kalau Bapak nggak bisa melupakan Nyonya Clara, kenapa nggak jujur saja dengannya? Bukankah lebih baik membiarkan Nyonya Clara tahu maksud hatimu?" "Maksud hati? Cih ... " Pria itu tersenyum sinis sambil menggertakkan giginya, "Aku sudah memutuskan, aku nggak mungkin bisa rujuk dengan Clara lagi!" "Lalu, untuk apa malam ini ... " "Kemudikan mobilmu!" Steven berteriak dengan keras, hampir membuat Felix terkejut hingga tak berdaya dan tidak berani berbicara lagi. Dia duduk lemas di kursi belakang dan tiba-tiba merasakan sakit yang menusuk di telapak tangannya. Dia baru ingat bahwa dia masih memegang pecahan gelang giok ungu itu sepanjang jalan. Saat ini, pecahan giok itu menembus kulitnya. Darah merah perlahan-lahan mengalir keluar, sangat mengerikan. Steven juga tidak tahu apa yang salah dengan dirinya. Dia sangat ingin membawa Clara pergi malam ini. Dia ingin memisahkan Clara dan Rio apa pun caranya, dia hanya ingin mereka b

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.