Bab 428
"Leana, bagaimana bisa kamu menjatuhkan sendok saat makan bersama Kakek? Kamu benar-benar nggak tahu atura?" Melissa menggerutu sambil menegur Leana.
"Sudahlah. Hanya sendok aja masa sampai harus membentak anak?"
Tentu saja Hendrik akan menyalahkan Melissa. Dia sangat menyayangi cucu perempuannya ini.
Tangan Melissa di bawah meja terkepal erat. Rasanya di depan kakek ini, bahkan bernapas saja sala?
"Kakek, Ayah, Ibu ... aku sudah selesai makan."
Wajah Leana merah padam karena malu. Dia menunduk sambil menggigit bibirnya kuat-kuat, lalu buru-buru meninggalkan meja makan.
Steven menatap punggung adiknya yang cantik, dengan tatapan yang dalam dan penuh renungan.
Saat ini, kebanggaan Lucy karena telah membalikkan keadaan sudah sangat jelas terlihat di wajahnya.
'Leana, kalau kamu mau terus menjadi orang yang penurut dan nggak mencolok di rumah ini, kamu nggak akan mengalami hal memalukan seperti ini.'
'Sayangnya, kamu terlalu percaya diri dan mencoba merebut pria yang seharusnya menjadi mi

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link