Bab 526
Steven, yang dulu selalu memberontak dan sombong, kini bagai boneka kayu yang mudah untuk dimainkan.
Melihatnya patuh, Clarine tertegun sejenak, lalu mengatupkan bibir merahnya.
Punggung pria yang kekar dan lebar itu tampak jelas di depannya.
Begitu melihat memar yang mencolok, Clarine membelalak tidak percaya. Meski dia berusaha menyembunyikan perasaannya, rasa sakit tetap menusuk hatinya.
Clarine terdiam cukup lama, membuat Steven mengira wanita itu ketakutan. Steven hendak berbalik, tetapi Clarine bergegas menghentikannya.
"Jangan banyak bergerak, biar kulihat lebih jelas lagi."
"Dokter bilang, nanti sembuh sendiri," jelas Steven dengan suara yang terdengar tenang. Anehnya, meski terluka, dia justru berusaha menenangkan orang lain.
"Nggak usah kamu kasih tahu, aku bisa lihat pakai mata sendiri!" balas Clarine dengan ketus.
Steven tersedak seraya menghela napas, antara ingin tertawa atau menangis. "Dulu, saat kita masih bersama, aku benar-benar nggak tahu kamu bisa segalak ini. Mulut

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link