Bab 902
Lucy merasa gusar dan gelisah.
Di seberang panggilan telepon, terdengar sangat sunyi.
"Ma ... Ma! Mama dengar suaraku? Sekarang kita harus gimana?"
"Pelayan itu nggak boleh dibiarkan."
Setelah terdiam selama beberapa saat, Mellisa akhirnya berkata dengan nada tajam, "Kamu pura-pura nggak tahu dulu, jangan buat dia curiga. Minta seseorang buat awasi dia dengan ketat."
"Kita tunggu waktu yang tepat buat melenyapkan gangguan kecil ini sepenuhnya!"
…
Setelah pulih, Clarine pulang dari rumah sakit.
Pada hari kepulangannya, semua anggota keluarga Tanuwijaya hadir kecuali Bram karena tidak ingin bertemu Rafael. Ketiga istri Rafael juga datang dari Lambogia.
Melihat Clarine tercinta tampak lebih kurus dan wajahnya tidak secerah dahulu membuat keluarganya hampir menitikkan air mata. Bagaimanapun juga, Clarine adalah wanita.
"Nak ... kamu sudah sangat menderita."
Rina adalah orang yang paling emosional. Dia menangis hingga matanya bengkak. Rina memeluk Clarine erat-erat sambil berkata, "Kita sem

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link