Terpesona Sesaat
“Astaga, kamu bisa diem nggak, sih? Berisik, tau!” geram Erick yang sudah duduk di dalam pesawat.
Kedua orang tua mereka sepertinya sudah merencanakan ini sejak awal. Sampai-sampai mereka bisa satu pesawat dan duduk bersebelahan.
“Val, udah dong. Berhenti nangisnya,” ketus Erick lagi, dia benar-benar tidak tahan melihat Val yang sejak tadi tak hentinya menangis, hingga beberapa penumpang lain melirik ke arah mereka.
Lelaki itu hanya tak mau orang-orang salah paham dan mengira bahwa Erick yang membuat gadis itu menangis.
“Nggak bisa berhenti, Rick. Air mataku keluar sendiri,” sahut Val di antara isak tangisnya. Hampir saja tawa Erick meledak saat mendengar jawaban dari Valerie.
Gadis ini benar-benar masih polos.
Erick paham kalau Val sedih karna harus berpisah dengan pacarnya, tapi dia tak menyangka kalau Val akan meluapkan kesedihannya tanpa menahannya sedikitpun.
Bahkan gadis itu tidak merasa harus menjaga sikap di depan Erick.
“Tapi aku risih dengernya,” keluh Erick lagi seraya melay

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link