Hargailah Perasaan Valerie
"Apa maksud semua ini, Kev? Apa kamu sedang mempermainkanku? Mana janjimu yang ingin bersikap dewasa dan menjadi anak penurut? Bullshit!" geram Ken ketika mereka sudah berada di sudut ruangan apartemen yang sepi. Tidak ada orang di sana selain mereka berdua.
Pemuda itu nampak gelisah. Kepalanya tertunduk sambil berpikir. Alasan apa yang sekiranya bisa ia katakan pada kakaknya yang sedang terbakar amarah ini? Salah bicara sedikit saja, bisa-bisa dia habis dihajar oleh Ken.
"Dia cuma teman," sahut Kevin tanpa menatap kakaknya yang berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada.
"Teman katamu? Kamu pikir kakakmu ini bodoh? Untuk apa kamu memasukkan seorang teman perempuan ke dalam apartemen? Apa kamu ingin mengulangi kebodohanmu untuk yang kedua kalinya?!" cecar Ken sambil menunjuk dada Kevin dengan jari telunjuknya.
Lagi-lagi Kevin hanya terdiam, tak tau harus menjawab apa. Dia tau kalau kakaknya ini tak mungkin percaya begitu saja dengan ucapannya, terlebih tadi Ken melihat dengan mata

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link