Bab 16
Di kejauhan, Fino melihat pemandangan ini melalui jendela toko, dia menggenggam bros itu dengan erat di telapak tangannya.
Darah menetes di sela-sela jari, tapi dia tidak merasa sakit.
Pagi berikutnya pada pukul sepuluh.
Mobil Fino berhenti tepat waktu di depan vila Vina.
Dia bersandar di pintu mobil, mengenakan jas rapi, dengan tatapan tenang dan terkendali di balik kacamata bingkai emasnya, seolah-olah kehilangan kendalinya kemarin tidak pernah terjadi.
Vina melangkah keluar dengan santai, bibir merahnya cukup mencolok, jari-jarinya menggenggam sebuah tas kecil, seolah-olah ingin pergi berkencan biasa.
"Tepat waktu." Dia tersenyum kecil. "Pak Fino benar-benar tepat janji."
Fino membukakan pintu mobil untuknya, suaranya terdengar berat.
"Janjiku padamu nggak akan pernah kuingkari."
Vina baru saja hendak naik mobil, tiba-tiba terdengar suara bising dari mesin motor di belakangnya.
Calvin.
Pria itu tidak mengenakan helm, rambut hitamnya berantakan tertiup angin, dalam satu detik, sorot

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link