Bab 1925
Pak Renan mengamati sosok Gary yang jatuh dari langit, dengan senyuman di wajahnya dia berkata, "Kak Buaya, kamu nggak bisa memakan dia, karena itu adalah permintaan dari para leluhur kita. Tapi pukulan terakhir yang mematikan, bisa kami serahkan padamu."
Orang-orang di sekitarnya pun sedikit rileks, tatapan mereka penuh kewaspadaan, "Apa kita harus membiarkannya hidup?"
Gary hanya terluka parah, belum mati. Membiarkannya hidup tampaknya lebih baik daripada mempelajari tubuhnya.
"Nggak perlu, orang ini menyimpan ahli tua yang luar biasa dalam darahnya. Jangan beri dia kesempatan untuk bernapas," tegas Pak Renan.
Dia tidak akan melakukan hal bodoh seperti memberi kesempatan kedua pada orang yang sudah terpojok.
"Tenaga yang terlalu lemah ... "
Gary tidak menunjukkan ekspresi suka atau duka, pandangannya terarahkan ke langit dan berbisik perlahan, "Anak kecil, seharusnya kamu nggak menanamkan jebakan untukku. Kalau aku mati, giliranmu berikutnya."
"Kalau kamu tahu diri, mungkin di lain w

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link