Bab 89
Yudha langsung salah tingkah dan berkata, "Mahaguru Adriel, siang tadi aku belum tahu kekuatanmu, jadi kata-kataku mungkin sudah menyinggungmu. Aku minta maaf. Kita sama-sama mahaguru, jadi kita harus saling menghormati."
"Kamu memang harus menghormatiku, tapi aku nggak perlu menghormatimu."
Usai berbicara, sosok Adriel memelesat menyerang Yudha.
Yudha melihat datangnya serangan dan berusaha melawan. Namun, tinjunya ditangkap oleh Adriel dengan mudah dan sebuah tamparan mendarat keras di wajah Yudha.
Tamparan Adriel tidak main-main. Yudha langsung terpental dan terguling-guling di lantai.
Mulut Yudha meneteskan darah, satu gigi gerahamnya juga tanggal.
"Pak Adriel! Aku adalah mahaguru dan tamu kehormatan. Beraninya kamu menyerangku!"
Yudha murka dan segera berteriak.
Plak!
Adriel memelesat dan sekali lagi menampar Yudha. Pria tua itu pun kembali dibuat terguling-guling di lantai.
"Tamu kehormatan? Kamu bukan siapa-siapa di depanku."
Adriel berbicara acuh tak acuh.
Wajah Yudha membengka

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link