Bab 150
“Tentu saja tidak.”
Luna tersenyum. “Aku suka pria yang lebih tua.”
Setelah itu, pintu di belakangnya terbuka.
Semua orang di ruangan itu tampak terkejut ke arah pintu yang terbuka, tetapi tidak ada dari mereka yang berani mengatakan sepatah kata pun.
Namun, Luna dan Direktur Wilson fokus untuk saling mengerjai satu sama lain dan sama sekali tidak memperhatikan perkembangan baru di belakang mereka.
Direktur Wilson tersenyum sambil meminum anggur yang diberikan Luna kepadanya. “Siapa yang lebih tampan, aku atau kekasih lamamu?”
Luna memutar matanya dalam benaknya, lelaki tua ini memang tak tahu malu.
Dia tertawa ringan dan berkata, “Tentu saja kau lebih tampan.”
Matanya berkilat dan dia memikirkan cara untuk menakuti lelaki tua itu.
“Meskipun aku bermain-main dengan banyak pria, tidak ada satupun dari mereka yang layak disebut.”
Setelah itu, udara di ruangan itu menjadi sangat dingin.
Tapi Luna terus menyelesaikan kata-katanya seperti yang direncanakan. “Apalagi yang kemarin, sakit dan

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link