Bab 83 Benar-benar Sial
Beberapa hari kemudian, aku memakai kebaya pemberian Javier. Di dalam cermin, kebaya putih itu membuat wajahku yang cantik tampak lebih dingin dan elegan.
Aku sebenarnya tidak terlalu peduli dengan dandanan, tetapi entah mengapa, aku merasa gugup saat memakai kebaya ini.
Saat aku turun, Javier sudah menunggu di aula depan.
Mendengar suara sepatu hak tinggiku, Javier mendongakkan tatapan padaku.
Saat bertatapan, napasku tercekat dan aku mengepalkan tangan.
Aku jelas melihat Javier membeku di tempat. Ada ekspresi yang kuat dan kompleks di matanya, seperti ingin menelanku hidup-hidup.
"Aku ... nggak cantik?"
Aku langsung bertanya.
Javier termangu beberapa detik, lalu tersenyum. Dia maju dan menganjurkan tangan padaku.
"Nggak, kamu cantik sekali."
Aku tersenyum seraya menaruh tanganku ke telapak tangan Javier. Rasanya hangat.
"Penilaian Pak Javier yang bagus."
Kami bertatapan satu sama lain dan tersenyum. Kami masuk ke mobil untuk pergi ke acara pertemuan bisnis bersama-sama.
Sesampainya d

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link