Bab 218
"Shani ..." Davin melihatku sedang termenung, kemudian dia dengan lembut menggenggam tanganku.
"Pak, Anda perlu menghadiri acara amal tanggal satu, bulan depan." kata Fendi sambil melirik Davin melalui kaca spion.
"Aku nggak akan pergi." Davin menjawab dengan murung.
Davin takut untuk berbaur. Dia paling benci menghadiri acara-acara semacam itu.
"Anda baru saja mengambil alih Perusahaan Isman, jadi Anda harus datang." Pak Fendi membujuk dengan putus asa.
"Menyebalkan ..." Davin mulai menunjukkan kemarahannya.
Aku menopang kepalaku sambil menatap Davin, tiba-tiba dia membuatku tertawa.
Sikap marah Davin mirip seperti anak kecil yang sedang dipaksa orang tuanya untuk mengunjungi kerabat.
"Davin, kita harus datang ke acara amal kali ini. Pak Yahya sudah dibebaskan dengan jaminan, katanya ada orang lain yang mengakui semua tindakan ilegalnya. Erik yakin kalau ini ada hubungannya dengan kita, kayaknya Pak Yahya nggak akan biarin kita gitu aja." Aku menghela napas. "Aku dengar nanti ada bos

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link