Bab 309
Sosok itu hanya memperlihatkan setengah kepalanya. Dia menatapku dengan ekspresi penuh rasa tertekan.
Aku mengusap-usap mataku, memastikan bahwa itu bukanlah khayalan, kemudian berlari ke arahnya dengan panik, "Davin ..."
Melihatku yang ketakutan, dia langsung menguatkan lengannya, menahan jendela dan melompat masuk.
Harus kuakui, aksinya memang cukup keren.
Saat itu, rasanya seakan-akan kembali ke masa remaja.
Adegan ini, rasanya sering terjadi di masa lalu. Hanya saja, aku telah melupakannya.
"Bagaimana kamu ... bisa melarikan diri?" Aku menyentuh wajah Davin dengan cemas, memperhatikannya dengan saksama.
Ada luka di sudut bibir dan matanya, juga ada bekas jeratan di sekitar lehernya. Terlihat jelas bahwa dia pernah dibelenggu ...
Aku langsung memeriksa seluruh tubuhnya dengan gelisah. Baik pergelangan tangan atau kaki, semuanya memiliki bekas jeratan yang memerah, bahkan lengannya juga ikut terluka.
Aku pun mengangkat tangan Davin untuk mengangkat bajunya dengan panik. Akan tetapi,

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link