Bab 322
Davin melihatku, lalu menggelengkan kepala sekali lagi. "Jangan mati ..."
Selain bunuh diri, dia takkan menghentikanku.
"Kalau aku pergi, apa kamu akan sedih?" Aku bertanya.
Dia tak menjawab, tetapi perasaannya tampak hancur.
"Kalau kamu sedih, tahan aku supaya nggak meninggalkanmu!" Aku terisak sembari mengulurkan tangan ke Davin.
Mengapa setiap saat kamu selalu merasa pesimis?
Asalkan dia mau berbicara, aku pasti akan tetap tinggal.
Davin melihatku tanpa mengatakan apa pun, dia hanya memelukku dengan erat, lalu pandangannya tertuju ke Arya.
Wajah Arya tampak sangat kalut. "Vincent, kira-kira sampai berapa lama kamu bisa terus berpura-pura!"
Sekarang, Arya mungkin sudah mengerti mengapa Shani dulu sangat membenci Yuna.
Karena apa pun yang Shani lakukan, Arya akan tetap memilih Yuna.
Kalau ganti dari sudut pandang yang berbeda, apa dia bisa menerimanya?
"Dulu ... bukannya Shani juga memohon kepadamu untuk memercayainya?" Davin membuka mulut untuk memberi peringatan kepada Arya. "Tapi k

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link