Bab 387
"Lima belas ..."
Suara aneh itu belum berhenti menghitung, bagaikan suara mesin yang monoton dan menakutkan. Suaranya membuatku dilanda rasa cemas tanpa alasan yang jelas.
Di tengah kebingungan, Tami menunjuk ke ujung lorong dengan ekspresi ketakutan dan berkata, "Ceno ..."
Dia memberontak untuk lepas dari pelukan Qiara dan berlari kencang ke ujung lorong layaknya orang kesurupan.
Yoga tertegun sejenak. Tanpa pikir panjang, dia segera menyusul langkah Tami.
"Davin ..." Di tengah kepanikan, semua berhamburan ke arah ujung lorong di sisi ini, berharap ada jalan keluar di sana.
Davin menatapku sejenak, kemudian berusaha untuk meraih pergelangan tanganku. Namun, lautan manusia menyerbu hingga kami terbawa arus dan harus berakhir terpisah.
Saat kami terpisah, lampu di lorong tanpa jendela itu tiba-tiba padam. Suasana menjadi gelap gulita, membuat kami tidak bisa melihat apa pun, bahkan tangan di depan mata pun samar-samar.
Seiring dengan padamnya lampu, suara mekanik yang monoton terus mela

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link