Bab 420
Selama bertahun-tahun, Davin selalu ada saat aku membutuhkannya.
Di dekat kami, Arya dan Yesa ikut memukul-mukul lantai sekuat tenaga, mencoba menyelamatkan Yoga.
Namun, kalau aku saja tidak bisa membuka ubinnya, mereka juga tidak akan bisa.
Kaki Ben mendadak lemas, dia jatuh berlutut di lantai. Ujung jarinya juga sudah berdarah-darah akibat berusaha mencungkil celah-celah lantai. Tidak peduli tindakannya yang sia-sia, dia terus berjuang untuk membukanya sambil berteriak dalam keputusasaan.
Anehnya, pancaindraku justru bertambah tajam dan hatiku mulai membeku.
Benar, inilah yang dinamakan putus asa.
Aku mengerti sekarang. Beginilah rasanya tenggelam dalam keputusasaan.
"Orang pertama yang mengaktifkan perangkat penghancur boleh pergi hidup-hidup, tapi sebagai gantinya ... yang lain harus mati menggantikannya." Lagi dan lagi, suara misterius yang aneh itu memenuhi ruangan ini.
Spontan, aku menoleh ke ujung lorong dan mendapati Zane yang sejak tadi tidak kami sadari keberadaannya sudah b

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link