Bab 427
Zane tertegun dan menatap Ben, merasa tersentuh.
Dia kembali menunduk dan berbicara dengan lirih, "Maaf … "
Sikapnya menunjukkan penyesalan.
Namun, permintaan maaf tidak ada artinya untuk kesalahan yang hampir merenggut nyawa.
Kami semua hampir tewas di lantai empat belas hanya karena keegoisan Zane.
Clara dengan enggan melemparkan tali ke bawah.
Yuna sepertinya benar-benar takut terbunuh. Dengan cepat dia merebut tali, lalu memandang Arya. "Arya ... kamu tahu aku nggak boleh mati di sini."
"Yuna bawahan Yeno. Dia tahu rahasia Penciptaan Dewa." Arya melirikku seolah-olah meminta persetujuan.
"Dia tewas di sini pun aku masih bisa cari tahu soal program itu," balasku dengan tenang.
"Ya, gampang saja," timpal Davin menyetujui.
Saking takutnya, suara Yuna gemetar saat berkata, "Sanny ... jangan keterlaluan."
"Aku keterlaluan?" Aku tersenyum dan menunduk melihat Yuna di bawah. "Waktu kamu membohongi Shani dan membuatnya terbunuh, apa kamu juga berpikir kalau itu keterlaluan?"
Yuna makin puc

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link