Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content
Misteri KematiankuMisteri Kematianku
Ayoko: Webfic

Bab 437

Aku menggertakkan gigi dan menatap Qiara dengan kening berkerut. Dia juga menatapku seakan-akan tidak takut aku akan membongkar perbuatannya. "Shani?" Davin memanggilku dengan pelan. Aku tersadar dan segera membalas, "Kamu cari jalan keluar dulu. Mungkin kita bisa minta bantuan." Davin mengamatiku sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan mengajak Yesa dan Yoga pergi. Di sisi lain, Ben membopong Clara ke tempat yang lebih terang dan menatap luka-lukanya dengan cemas. "Ben ... kalau aku mati, apa kamu mau menuliskan 'Istri Ben' di batu nisanku?" tanya Clara dengan lemah dan serak. Pada saat seperti ini, dia bahkan masih sempat menggoda Ben. Ben menekan luka Clara sambil mengerutkan kening. "Kamu nggak akan mati ... nggak akan." Mata Clara berkaca-kaca. "Aku nggak mau mati. Aku belum menikah, belum punya pacar ... aku masih sendirian. Hiks … " Ben tidak bisa berkata-kata. Jika Clara masih bisa bersikap begitu, dia seharusnya belum akan mati. "Sudah, jangan takut … " Ben menyingkap baju Cla

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.