Bab 725
Sekembalinya aku ke kamar, Davin masih duduk di lantai dengan selimut menutupi tubuh bagian bawahnya.
Aku menghela napas pasrah melihat kelakuan pria ini. "Nggak dingin di lantai?"
Jelas-jelas dia sengaja duduk di bawah begini.
Andai aku baru datang tengah malam, apa dia mau tetap duduk begini? Mau sampai kapan?
Apa perlu sampai menyiksa diri begini hanya untuk membebani dan membuatku merasa bersalah?
Davin menatapku dengan penuh rasa kecewa. Matanya memerah saat bibirnya menggumam, "Kakiku sampai kesemutan ... "
Aku menahan tawa, lalu mendekat ke arah Davin dan bertanya, "Sedang apa di lantai sampai kesemutan?"
Telinga Davin langsung memerah. "Shani, kamu sekarang jadi suka sekali meledek ... "
Aku jadi benar-benar ingin meledeknya. "Aku suka meledek? Atau kamu saja yang suka berpikir aneh-aneh?"
Davin mendengus, tetapi tidak berkata apa-apa.
Aku mengulurkan tangan kepadanya, kemudian dia meraih tanganku untuk berdiri.
Kehilangan satu kaki tidak berarti apa-apa bagi Davin selama dia t

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link