Bab 9
Davin memandang fotoku, matanya merah, seolah-olah dia sangat emosional.
"Tapi, kamu jangan bilang Shani punya tubuh yang bagus dan tidur dengannya juga tak akan rugi, ya. Kalau dia datang padaku, aku juga akan menidurinya."
"Jangan bilang waktu di Bar Yesso itu tubuhnya bagus karena basah kuyup."
"Doni, kamu menang banyak, dia hampir melepas semua pakaiannya ... "
"Hahaha ... "
Beberapa anak orang kaya yang datang bersama Arya itu mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar.
Karena Arya meremehkanku, mereka juga meremehkanku.
Karena Arya selalu menganggapku murahan, menjijikkan dan rendahan, makanya orang-orang ini tidak pernah menghormatiku.
Aku menatap wajah-wajah menjijikkan itu dengan penuh kebencian. Aku bergegas menghampiri mereka, ingin sekali rasanya mencabik-cabik mereka.
Aku mengepalkan tanganku dan memukul mereka, tetapi tidak ada gunanya sama sekali.
"Bruk!" Terdengar suara keras.
Doni Halim dipukul dan jatuh dengan keras ke tanah.
Aku berdiri di tempat dengan kaget. Ak

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link