Bab 68
Dingin, tanpa perasaan.
Isabel merasa canggung, buru-buru meletakkan kopi di mejanya. "Maaf, aku cuma tanya. Kalau hari ini Kelvin nggak ada, aku harus ngapain?"
Lakukan apa? Apa saja boleh, asal jangan muncul di depan Sion.
Tatapan Cedric berkilat sejenak, lalu dia tersenyum tipis. "Pergi cabut semua rumput di taman atas. Kelvin mau berenang nanti."
Hah? Cabut rumput? Serius?
Apa dia pikir Isabel ini tukang kebun?
Sayangnya, begitu melihat wajah pria yang dingin, tetapi tampan itu, nyali Isabel langsung ciut. Dia tidak berani membantah, hanya mengangguk patuh dan mundur dengan tenang.
Sion menatapnya dalam-dalam. Dia hanya tersenyum kecil tanpa berkata apa-apa, kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
Kerja sama kali ini melibatkan masa depan Kota Sidona dan berpengaruh besar pada perekonomian wilayah selatan, sehingga tidak boleh ada kelalaian.
Kedua orang yang gila kerja itu terus membahas hingga sore, bahkan melewatkan makan siang.
Barulah sekitar pukul dua siang pekerjaan itu akh

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link