Bab 152
“Ya ya ya. Sekarang negara kita sudah damai, jadi kalian harus istirahat dan sedikit bersantai!”
Fane tertawa lembut dan berkata, “Saudaramu si Abner mengirimiku SMS yang mengatakan bahwa dia terlalu bosan dan akan pergi berlibur.”
“Benarkah? Ketika Kakak Johnson kembali, dia langsung dikerumuni orang-orang di desanya. Aku dengar ada banyak orang yang menunggu tanda tangannya. Ya Tuhan, adegan itu….”
Lana tertawa dan berkata, “Benar, Kakak Fane, bagaimana denganmu? Apakah istrimu dan orang-orang di sekitarmu sudah mengetahui identitasmu?”
“Tidak!”
Secarik senyum manis terlihat di wajah Fane. Tak seorangpun pernah melihat senyum seperti itu sebelumnya.
Fane lalu berkata, “Untuk saat ini aku tidak ingin mereka mengetahuinya. Aku takut mereka tidak bisa menerima identitasku jika aku menjatuhkan bom ini kepada mereka. Belum lagi, aku ingin hidup damai tanpa gangguan.”
“Huft!”
Lana kembali meratap setelah mendengar pernyataan Fane.
Dia berkata, “Oh, betapa irinya aku padamu. Jika aku ta

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link