Bab 105
Dia naik pitam. "Kamu yang menggoda dia, sekarang malah bilang nggak mau lagi, kamu nggak punya hati nurani ya! Dia nggak mengacungkan pisau memaksa kamu menjalin hubungan, 'kan? Ini namanya bukan tobat, tapi sama sekali nggak bertanggung jawab pada dua wanita!"
Jevan menjawab, "Aku nggak bilang aku nggak salah, tapi orang yang aku cintai itu istriku."
Martin sangat marah sampai tidak bisa berkata-kata.
Suara mereka memang tidak keras, tetapi tetap saja beberapa potong kalimat masuk ke telinga orang-orang yang hadir.
Yang memenuhi kepala Qiara hanyalah kalimat "orang yang aku cintai adalah istriku" ... Kata-kata itu seperti cakar dari neraka yang merambat di sisi tergelap jiwanya.
Jevan berbalik kembali ke meja makan, dan dengan wajah dingin menyatakan, "Soal pernikahan nggak usah dibahas lagi, aku nggak akan setuju. Untuk kerja sama proyek, kalau mau lanjut silakan, kalau mau dibatalkan juga aku nggak keberatan."
Setelah bicara, dia melirik ke arah ibunya. "Ayo pulang. Kita juga masih

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link